follow me

Rabu, 29 Mei 2013

Puisi - Sekarang kita

Banyak nada yang tercipta disetiap laguku..
Banyak Kata yang teruntai disetiap ucapku..
Begitu banyak mimpi  disetiap tidurku..
Tapi hanya satu cinta yang ada dalam hatiku..
Cinta suci yang hanya tertuju untukmu..
Banyak warna terlihat disetiap pandangku..
Banyak jejak yang terhapus disetiap langkahku..
Begitu banyak cerita dimasa laluku..
Tapi hanya satu kisah yang slalu aku rindu..
Kisah kasih saat aku bersamamu ..
Walau malam seringkali sepi..
Walau waktu seringkali terhenti..
Terlalu sering rindu ini tak terobati..
Tapi aku punya satu keyakinan dalam diri..
Kau kan kembali menemaniku disuatu saat nanti..
Walau banyak jeritan jiwa disetiap rinduku..
Walau banyak rintihan hati disetiap piluku..
Begitu banyak pinta disetiap jemariku tengadah..
Tapi hanya satu do’a yang slalu hadir disetiap sujudku..
Kaulah harapanku dan kaulah inginku..
Temani aku dengan setiamu..
Karna aku hanyalah untukmu..
Cintailah aku dengan ketulusanmu..
Karna hatiku hanyalah milikmu..

Puisi - Tiga Belas Februari (untuk Lily Velinda)

Tiga Belas Februari

Secarik kata menyiratkan sejuta kebahagiaan
Betapa tidak ….
Tiba-tiba saja kau penuhi harapanku
Seketika bahagia itu seperti meledak di dalam dada

Ya,ya,ya.. ucap mu
Bahagia tak dirasa karena terlalu sungguh
dua, tiga, menit sempat aku terdiam
Dulu dua kini menjadi satu
Sungguh indah malam itu,
tepat semenit sebelum hari kasih sayang

Tiga Belas Februari,
Lewat malam, mimpi merindu dikau
Raga ini tak sanggup menahannya
Seketika semua berlalu begitu saja
Bak kapas yang diterbangkan angin

Cinta selalu setia pada hati,
Tak peduli betapa hebatnya logika.

Sabtu, 10 November 2012

Puisi - Jalan Keluar Itu


JALAN KELUAR ITU
Oleh : Lorensius Alfian

Dia dianggap sesuatu yang tabu
Tak punya siapa-siapa untuk ditanya
Dia butuh jalan keluar

Tapi jawaban tak pernah datang
Dia tak lagi melihat titik temu

Orang bilang bubuk itu jahat,
Dia bilang, aku butuj pertolongannya
Orang bilang bubuk itu jerat setan,
Dia bilang, suatu saat ia malaikat
Orang bilang bubuk itu menyesatkan,
Dia bilang, Itu Jalan Keluar....

Puisi - Rindu Dunia Baru


Rindu Dunia Baru

Oleh : Lorensius Alfian

Musuh besarku kini diriku
Yang tak pernah ku kenal seumur hidupku
Dia tak pernah ku mengerti
Dia tak pernah berkompromi
Yang sulit diusir dari tubuh ini.

Ku habiskan malam dengan duduk memeluk embun
Sayup-sayup suara alam menusuk kesela telinga
Orang bergoyang, tertawa.
Menjerit-jerit, berpelukan
Dan  saling melepas asa
Aku memandang dengan sakit teriris luka

Pertengkaran itu selalu berulang
Dipukul, berdarah
Menyerah…

Aku muak
Siapa yang harus dicaci dan
Siapa yang harus dibela?
Aku rindu
Rindu dunia baru

Senin, 05 November 2012

Puisi - "Putus ASA"


“ PUTUS ASA “
Oleh : Lorensius ALfian

Berlari dan terus berlari
Tidak peduli dan terus berlari
Kini serpihan meranggas menjadi abu.
Aku Hancur, luluh lantak

Kembalilah padaku, maka kan kuberi lagi jiwa.
Datanglah padaku, maka kan kubawa pergi rindu.
Cintailah aku, maka kan kubangkitkan gairah itu.
Lepas ragumu, makan kan kuyakinkan hidupmu

Tapi semua akan sia-sia, jika padamu sudah tak ada asa

Aku terluka.
Semua akhir yang tak disangka.
Kau telah mendapatkan penyelesaiannya
Aku tercampak dalam benih yang belum tumbuh.
Aku gila. Telah sia-sia
Salahkah jika hidup dituntaskan?
Aku gila. Putus ASA

Puisi - "PUTAW"


PUTAW
Oleh : Lorensius ALfian

Sejumput kecil serbuk putih.
Hirup, hirup, hirup
Gemetar,dingin,sunyi
Hirup, hirup, hirup…

Kepala melayang, pusing.
Tapi bening di dinding
Denyut nadi menggila
Separuh otak serasa lapang
Hirup, hirup, hirup..

Kini tak lagi separuh.
Hilang..
Telah hilang sakit itu.
Betapa lapang
Betapa riang
Semua menggelinjang
Hirup, hirup..
Terbang mengawang..

Diam..
Dimana sekarang?
Kini semua telah hilang..
Menanggis..
Sunyi dan gelap
Karna bubuk putih penuh dosa

Puisi - Menggumamlah Dunia


“Menggumamlah Dunia”
Oleh : Lorensius Alfian

Meludahi senyum bunga matahari
Menyumpahserapahi kecupan di kening
Menangisi roh diri sendiri
Seperti terjebak dalah puing hidup yang menjijikan.
Kenapa?

Jangan salahkan jika ku temukan dunia baru.
Dunia yang plong!
Dunia yang mengawang
Yang  membelai dan  tak mengecam

Kita berpisah
Kita tidak lagi satu atap
Meludah, menyumpah, menggumam
Ku temukan duniaku
Dunia yang tak pernah terdenggar gumaman anak yang terlantar.