Aku Harus Memilih (versi cewek)
Oleh : Lorensius Alfian
“Perasasan
hati tak pernah bisa ku bohongi, Menyayangi kalian adalah kebahagiaan dan
disayangi kalian adalah kebanggaan, Akankan semuanya terus berjalan, Seiring
dengan kebohongan yang terus dilakukan, salahkah ini semuanya yang ku lakukan untuk
membahagiakan diri semata”
***
Aku tidak mengerti apa yang
sebenarnya sedang aku lakukan saat ini, menjadikan kedua laki-laki tak berdosa
itu masuk ke dalam kehidupanku. Aku tidak menyadarinya,namun setelah mereka
menyatakan perasaan baru ku seperti terbangun dari mimpi. Dony dan Anton kedua
laki-laki ini menyatakan cinta padaku dihari yang sama. Dan bodohnya aku tak
bisa menolak mereka berdua. Bodohnya aku menjadikan mereka sebagai pacarku.
Dony adalah seorang laki-laki dewasa
yang begitu mengerti akan semua keadaanku, saat aku sedang bosan, malas atau
butuh kasih sayang diapun selalu ada. Dan Anton adalah kakak kelas ku yang
begitu perhatian padaku, itu yang membuatku jatuh hati padanya.
“Apa Mel kau pacaran same
dua-duanye?” sontak Fifi saat aku ceritakan yang terjadi.
“Aku da ngerti Fi, aku sayang same
mereke bedua.”
“Tapi harusnye kau bise pikir, bukan jadi macam ni, ape yang bakal kau buat kalau diantara mereke tau?”
“Tapi harusnye kau bise pikir, bukan jadi macam ni, ape yang bakal kau buat kalau diantara mereke tau?”
Pertanyaan Fifi terus membayangi pikiranku, apa yang harus
aku lakukan ? apa aku harus jujur kalau aku selingkuh? Apa aku harus bilang aku
mencintai mereka berdua? Apakah aku harus bilang jika ini kesalahanku yang tak
bisa memilih? Entahlah aku harus berbuat apa, biarkan waktu yang mendesakku
menjawab semuanya. Aku memutuskan untuk melanjutkan kisah ini, kisah yang
terlarang namun begitu ku nikmati.
***
Hari ini adalah kencan ku dengan
Dony. Kami berjalan berdua di tengah keramayan. Membuatku gemetaran. Jantungku
selalu berdebar kencang,apalagi saat Dony menggenggam erat tangan ku serasa ada
getaran yang berbeda dalam tubuh ini.
Tibalah kami disuatu taman yang
indah, terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan taman taman indah itu. Aku
memang sering kesini,namun baru kali ini datang bersama orang yang ku sayang.
Langit sedikit mendung tampaknya akan menyejukan suasana namun langit masih
berbaik hati untuk tidak mengeluarkan benih-binih airnya. Tiba-tiba Dony menarik kedua tanganku membalutnya dengan
tangannya yang menjadikan sebuah kehangatan,disitu dia pun berkata.
“Mel, aku sayang same kau tulus dari
hati, ape kau pun same?”
“Iye Don, aku pun sayang same kau.”
“Iye Don, aku pun sayang same kau.”
Lontaran kata-kata dan tatapan yang
tulus membuatku semakin terjerat dalam situasi ini,aku semakin merasa bersalah
dan takut bagaimana jika Dony tau bahwa bukan hanya dia yang menjadi kekasihku
saat ini, namun rasa sayang dan egois memaksaku melakukannya. Sampai acara
kencan itu berakhir, suasana kebahagiaan masih terasa begitu melakat di hati.
***
Hari ini adalah hari istimewaku,
bertambahnya usia,aku berharap akan menambah pola pikir kedewasaanku, walaupun
saat ini aku sedang terbelit dalam situasi yang dianggap tidak akan pernah
dilakukan oleh orang yang bisa berfikir dewasa. Hari ini juga kepulangan Anton
dari Sandai, setelah berlibur sekitar 1 minggu akhirnya Anton pulang ke
Ketapang, ia tak sabar ingin bertemu dengan Amel, karena semenjak mereka
bertemu disaat malam Anton menyatakan cinta, mereka belum pernah dipertemukan
kembali karena Anton harus pergi berlibur bersama keluarganya di Sandai. Kini
tibalah mereka bertemu, rasa gugup terpancar dari muka Amel.
“Aku rindu kau Mel.” tiba-tiba Anton
berkata.
“ Hemm.. same amb.” Senyuman tipis terpancar dari wajah Amel.
“ Hemm.. same amb.” Senyuman tipis terpancar dari wajah Amel.
Amel benar-benar merasa gugup,
kecanggungan terpancar dari sikap dan bahasa tubuhnya, Anton pun bisa
melihatnya.
“Kau kenape mel?, da suka e aku datang?.”
“Endak agh ehh, senang mah.”
“Kau kenape mel?, da suka e aku datang?.”
“Endak agh ehh, senang mah.”
Kenapa saat bersama Anton, aku selalu terpikir Dony, aku terlalu takut menjalani ini, padahal ini sebuah keputusan yang aku ambil.
***
Ini
semua benar-benar tidak membuat aku tenang dan bahagia, semuanya hanya menjadi
pikiran dan bebanku saja.
“Fi aku besok mau jalan same Anton.”
“Ciiee, pasti kau diajak ke tempat yang romantis da kalah same Dony.”
“Nape aku bah da bise lupa same Dony ye Fi?, waktu aku jalan same Anton, bede same pas jalan same Dony.”
“Itu artinye kau lebih sayang Dony,kau harusnye bise milih diantara mereke pasti ade yang terbaik.”
“aku butuh waktu Fi e ,soalnye aku sayang mereke.”
“Fi aku besok mau jalan same Anton.”
“Ciiee, pasti kau diajak ke tempat yang romantis da kalah same Dony.”
“Nape aku bah da bise lupa same Dony ye Fi?, waktu aku jalan same Anton, bede same pas jalan same Dony.”
“Itu artinye kau lebih sayang Dony,kau harusnye bise milih diantara mereke pasti ade yang terbaik.”
“aku butuh waktu Fi e ,soalnye aku sayang mereke.”
Kencan dengan Anton,aku masih tak
bisa melupakan bayangan Dony, namun tak ingin ku tampakan didepan Anton. Aku
yakin hari ini bisa senang-senang sama Anton. Dia membawaku ke sebuah Cafe
tempat kami mengadakan diner. Suasana dingin dan lilin yang menyala dengan indah membuat
suasana romantisme tercipta.
Saat sedang menunggu pesanan makanan
yang belum datang kami berbincang seputar liburan Anton di Sandai. Namun ketika
dia menanyakan seputar liburanku disini,aku langsung teringat pada Dony karna
banyak waktu liburanku yang kuhabiskan bersama Dony dan tak mungkin aku
bercerita, dan sekali lagi akupun harus berpura-pura.
Waktu kencan serasa sempurnaan saat
Anton menarik ulur tanganku dan memakaikan cincin di jari manisku. Namun ku
artikan itu hanyalah sebuah kado biasa yang biasanya orang berikan pada saat hari
ulang tahun. Hatiku juga berkata ini semua bukan kebahagiaan yang aku inginkan.
Anton melaju dengan skutermatik-nya,
melaju menuju arah rumahku untuk mengantarku pulang, sampai di depan gerbang
saat aku ingin masuk Anton tak lupa mencium keningku,anehnya perasaanku tidak
merasa nyaman dengan ini semua. Setelah Anton mengijinkanku masuk ke dalam
rumah,rupanya sosok yang tak asing bagiku telah menyaksikan drama cinta yang
telah terjadi, ya Dony berdiri disana tak berdaya dengan bunga cantik dan sebuah
bingkisan yang indah terjatuh dari genggamannya. Aku sontak kaget dengan ini
semua,begitupun Anton yang tampak bingung dengan adanya Dony. Tak bisa ku
keluarkan kata-kata berderet pertanyaan dikeluarkan Anton pada Dony.
“Siape kau, teman Amel e? untuk ape
datang kesini ? kasi kado buat Amel e? Kenalkan aku Anton pacar Amel”
Ucapan Anton membuatku gemetar,semua
kata tak bisa dikeluarkan dari mulutku padahal hati ini sudah menjerit tak
tahan. Mataku pun tak bisa menahan benih-benih airnya.
Dony tak enggan untuk menjawab pertanyaan dan sapaan Anton,
“Aku Dony, aku pacar Amel, aku kesini mau kasi ini ke Amel.”
“Mel Happy Birthday, selamat senang-senang same pacar baru kau, mak kasih semuenye.”
Dony tak enggan untuk menjawab pertanyaan dan sapaan Anton,
“Aku Dony, aku pacar Amel, aku kesini mau kasi ini ke Amel.”
“Mel Happy Birthday, selamat senang-senang same pacar baru kau, mak kasih semuenye.”
Rasanya Dony tak sedikitpun
menampakan kesedihan,namun terlihat jelas kekecewaan dan kemarahan terpancar
dari mukanya. Jawaban dan sorot mata yang tajam begitu menggores luka dihatiku.
Tak ada kesempatan yang bisa ku jelaskan, Dony pun pergi dan meninggalkanku
tanpa sepatah kata di hari ulang tahunku.
Dan Anton marah-marah meluapkan
semua emosinya,aku tak tahan dengan sikapnya.
“Oke, sekarang kau dah tau kalau aku selingkuh,buat ape kau marah-marah kite putus jak..??.”
“Mel kau tau kan aku sayang kau, nape kau buat aku macam ni?”
“Perasaanku yang membawaku dalam masalah ni, kitak begitu berharga buat ku dan waktu ndak pernah mengijinkan tuk memilih kau atau die.”
“Dah lahh kite putus, kau terlalu beruntung Mel dicintai orang dengan tulus, tapi waktu berjalan Mel kau ndak bise manfaatkan waktu tuk milih yang baik.”
“Oke, sekarang kau dah tau kalau aku selingkuh,buat ape kau marah-marah kite putus jak..??.”
“Mel kau tau kan aku sayang kau, nape kau buat aku macam ni?”
“Perasaanku yang membawaku dalam masalah ni, kitak begitu berharga buat ku dan waktu ndak pernah mengijinkan tuk memilih kau atau die.”
“Dah lahh kite putus, kau terlalu beruntung Mel dicintai orang dengan tulus, tapi waktu berjalan Mel kau ndak bise manfaatkan waktu tuk milih yang baik.”
***
Semuanya pergi. Luka menusuk datang
dari Dony. Tanpa sepatah kata dia mengakhiri semuanya, jika saja dia tau bahwa
sekarang aku tersadar dengan cinta yang tulus darinya. Aku ingin dia kembali,
berhari-hari ku terpikir akan Dony, kencan yang indah di taman yang indah. Kini
kabarnya tak pernah ku dengar lagi. Hari ini ku benar-benar merindukannya. Ku
datangi taman indah itu, suasana terpancar sama seperti ku datang dulu bersama
Dony namun kini langit benar-benar menangis seperti hatiku. Dibawah hujan aku tersadar
bahwa aku tidak dapat mentakdirkan cinta ku.
“Kini aku mengerti betapa cinta tak
ingin dikhianati, rasa sakitnya begitu tak bisa dirasakan pada seseorang yang
mengkhianatinya, namun sangat menyakiti siapapun yang dikhianatinya. Aku juga
mengerti tentang penyesalan yang selalu datang saat semuanya telah berakhir.
Aku juga mengerti tentang waktu yang tak bisa berlama-lama untuk memilih suatu
keadaan”
Penulis : Lorensius Alfian Syarai
Facebook : http://www.facebook.com/lorenzoalfian.syarai
Twitter : https://twitter.com/bilaalfian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar