follow me

Rabu, 15 Agustus 2012

Cerpen - Aku Harus Memilih (versi Cewek)


 Aku Harus Memilih (versi cewek)

Oleh : Lorensius Alfian

“Perasasan hati tak pernah bisa ku bohongi, Menyayangi kalian adalah kebahagiaan dan disayangi kalian adalah kebanggaan, Akankan semuanya terus berjalan, Seiring dengan kebohongan yang terus dilakukan, salahkah ini semuanya yang ku lakukan untuk membahagiakan diri semata”

***
Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang aku lakukan saat ini, menjadikan kedua laki-laki tak berdosa itu masuk ke dalam kehidupanku. Aku tidak menyadarinya,namun setelah mereka menyatakan perasaan baru ku seperti terbangun dari mimpi. Dony dan Anton kedua laki-laki ini menyatakan cinta padaku dihari yang sama. Dan bodohnya aku tak bisa menolak mereka berdua. Bodohnya aku menjadikan mereka sebagai pacarku.
Dony adalah seorang laki-laki dewasa yang begitu mengerti akan semua keadaanku, saat aku sedang bosan, malas atau butuh kasih sayang diapun selalu ada. Dan Anton adalah kakak kelas ku yang begitu perhatian padaku, itu yang membuatku jatuh hati padanya.
“Apa Mel kau pacaran same dua-duanye?” sontak Fifi saat aku ceritakan yang terjadi.
“Aku da ngerti Fi, aku sayang same mereke bedua.”
“Tapi harusnye kau bise pikir, bukan jadi macam ni, ape yang bakal kau buat  kalau diantara mereke tau?”
Pertanyaan Fifi terus membayangi pikiranku, apa yang harus aku lakukan ? apa aku harus jujur kalau aku selingkuh? Apa aku harus bilang aku mencintai mereka berdua? Apakah aku harus bilang jika ini kesalahanku yang tak bisa memilih? Entahlah aku harus berbuat apa, biarkan waktu yang mendesakku menjawab semuanya. Aku memutuskan untuk melanjutkan kisah ini, kisah yang terlarang namun begitu ku nikmati.

***
Hari ini adalah kencan ku dengan Dony. Kami berjalan berdua di tengah keramayan. Membuatku gemetaran. Jantungku selalu berdebar kencang,apalagi saat Dony menggenggam erat tangan ku serasa ada getaran yang berbeda dalam tubuh ini.
Tibalah kami disuatu taman yang indah, terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan taman taman indah itu. Aku memang sering kesini,namun baru kali ini datang bersama orang yang ku sayang. Langit sedikit mendung tampaknya akan menyejukan suasana namun langit masih berbaik hati untuk tidak mengeluarkan benih-binih airnya. Tiba-tiba Dony  menarik kedua tanganku membalutnya dengan tangannya yang menjadikan sebuah kehangatan,disitu dia pun berkata.
“Mel, aku sayang same kau tulus dari hati, ape kau pun same?”
“Iye Don, aku pun sayang same kau.”
Lontaran kata-kata dan tatapan yang tulus membuatku semakin terjerat dalam situasi ini,aku semakin merasa bersalah dan takut bagaimana jika Dony tau bahwa bukan hanya dia yang menjadi kekasihku saat ini, namun rasa sayang dan egois memaksaku melakukannya. Sampai acara kencan itu berakhir, suasana kebahagiaan masih terasa begitu melakat di hati.

***
Hari ini adalah hari istimewaku, bertambahnya usia,aku berharap akan menambah pola pikir kedewasaanku, walaupun saat ini aku sedang terbelit dalam situasi yang dianggap tidak akan pernah dilakukan oleh orang yang bisa berfikir dewasa. Hari ini juga kepulangan Anton dari Sandai, setelah berlibur sekitar 1 minggu akhirnya Anton pulang ke Ketapang, ia tak sabar ingin bertemu dengan Amel, karena semenjak mereka bertemu disaat malam Anton menyatakan cinta, mereka belum pernah dipertemukan kembali karena Anton harus pergi berlibur bersama keluarganya di Sandai. Kini tibalah mereka bertemu, rasa gugup terpancar dari muka Amel.
“Aku rindu kau Mel.” tiba-tiba Anton berkata.
“ Hemm.. same amb.” Senyuman tipis terpancar dari wajah Amel.
Amel benar-benar merasa gugup, kecanggungan terpancar dari sikap dan bahasa tubuhnya, Anton pun bisa melihatnya.
“Kau kenape mel?,  da suka e aku datang?.”
“Endak agh ehh, senang mah.”

Kenapa saat bersama Anton, aku selalu terpikir Dony, aku terlalu takut menjalani ini, padahal ini sebuah keputusan yang aku ambil.

***
Ini semua benar-benar tidak membuat aku tenang dan bahagia, semuanya hanya menjadi pikiran dan bebanku saja.
“Fi aku besok mau jalan same Anton.”
“Ciiee, pasti kau diajak ke tempat yang romantis da kalah same Dony.”
“Nape aku bah da bise lupa same Dony ye Fi?, waktu aku jalan same Anton, bede same pas jalan same Dony.”
“Itu artinye kau lebih sayang Dony,kau harusnye bise milih diantara mereke pasti ade yang terbaik.”
“aku butuh waktu Fi e ,soalnye aku sayang mereke.”
Kencan dengan Anton,aku masih tak bisa melupakan bayangan Dony, namun tak ingin ku tampakan didepan Anton. Aku yakin hari ini bisa senang-senang sama Anton. Dia membawaku ke sebuah Cafe tempat kami mengadakan diner. Suasana dingin dan  lilin yang menyala dengan indah membuat suasana romantisme tercipta.
Saat sedang menunggu pesanan makanan yang belum datang kami berbincang seputar liburan Anton di Sandai. Namun ketika dia menanyakan seputar liburanku disini,aku langsung teringat pada Dony karna banyak waktu liburanku yang kuhabiskan bersama Dony dan tak mungkin aku bercerita, dan sekali lagi akupun harus berpura-pura.
Waktu kencan serasa sempurnaan saat Anton menarik ulur tanganku dan memakaikan cincin di jari manisku. Namun ku artikan itu hanyalah sebuah kado biasa yang biasanya orang berikan pada saat hari ulang tahun. Hatiku juga berkata ini semua bukan kebahagiaan yang aku inginkan.
Anton melaju dengan skutermatik-nya, melaju menuju arah rumahku untuk mengantarku pulang, sampai di depan gerbang saat aku ingin masuk Anton tak lupa mencium keningku,anehnya perasaanku tidak merasa nyaman dengan ini semua. Setelah Anton mengijinkanku masuk ke dalam rumah,rupanya sosok yang tak asing bagiku telah menyaksikan drama cinta yang telah terjadi, ya Dony berdiri disana tak berdaya dengan bunga cantik dan sebuah bingkisan yang indah terjatuh dari genggamannya. Aku sontak kaget dengan ini semua,begitupun Anton yang tampak bingung dengan adanya Dony. Tak bisa ku keluarkan kata-kata berderet pertanyaan dikeluarkan Anton pada Dony.
“Siape kau, teman Amel e? untuk ape datang kesini ? kasi kado buat Amel e? Kenalkan aku Anton pacar Amel”
Ucapan Anton membuatku gemetar,semua kata tak bisa dikeluarkan dari mulutku padahal hati ini sudah menjerit tak tahan. Mataku pun tak bisa menahan benih-benih airnya.

Dony tak enggan untuk menjawab pertanyaan dan sapaan Anton,
“Aku Dony, aku pacar Amel, aku kesini mau kasi ini ke Amel.”
“Mel Happy Birthday, selamat senang-senang same pacar baru kau, mak kasih semuenye.”
Rasanya Dony tak sedikitpun menampakan kesedihan,namun terlihat jelas kekecewaan dan kemarahan terpancar dari mukanya. Jawaban dan sorot mata yang tajam begitu menggores luka dihatiku. Tak ada kesempatan yang bisa ku jelaskan, Dony pun pergi dan meninggalkanku tanpa sepatah kata di hari ulang tahunku.
Dan Anton marah-marah meluapkan semua emosinya,aku tak tahan dengan sikapnya.
“Oke, sekarang kau dah tau kalau aku selingkuh,buat ape kau marah-marah kite putus jak..??.”
“Mel kau tau kan aku sayang kau, nape kau buat aku macam ni?”
“Perasaanku yang membawaku dalam masalah ni, kitak begitu berharga buat ku dan waktu ndak pernah mengijinkan tuk memilih kau atau die.”
“Dah lahh kite putus, kau terlalu beruntung Mel dicintai orang dengan tulus, tapi waktu berjalan Mel kau ndak bise manfaatkan waktu tuk milih yang baik.”

***
Semuanya pergi. Luka menusuk datang dari Dony. Tanpa sepatah kata dia mengakhiri semuanya, jika saja dia tau bahwa sekarang aku tersadar dengan cinta yang tulus darinya. Aku ingin dia kembali, berhari-hari ku terpikir akan Dony, kencan yang indah di taman yang indah. Kini kabarnya tak pernah ku dengar lagi. Hari ini ku benar-benar merindukannya. Ku datangi taman indah itu, suasana terpancar sama seperti ku datang dulu bersama Dony namun kini langit benar-benar menangis seperti hatiku. Dibawah hujan aku tersadar bahwa aku tidak dapat mentakdirkan cinta ku.

“Kini aku mengerti betapa cinta tak ingin dikhianati, rasa sakitnya begitu tak bisa dirasakan pada seseorang yang mengkhianatinya, namun sangat menyakiti siapapun yang dikhianatinya. Aku juga mengerti tentang penyesalan yang selalu datang saat semuanya telah berakhir. Aku juga mengerti tentang waktu yang tak bisa berlama-lama untuk memilih suatu keadaan”


Penulis : Lorensius Alfian Syarai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar