follow me

Jumat, 03 Agustus 2012

Cerpen - Pangeran Kecebong dan Putri Kodok

PANGERAN KECEBONG DAN PUTRI KODOK
Oleh : Lorensius Alfian

“Hai, Putri Kodok! Gimana kabarmu hari ini?!” Lagi-lagi ada sepucuk surat di dalam tasku. Hampir setiap hari ada surat di dalam tasku yang mengatasnamakan dirinya ‘Pangeran Kecebong’. Huh, gila aja. Siapa sih yang usil kayak gini?! Pikirku dalam hati.

Aku sama sekali tidak pernah membalas pesan itu. Apa gunanya?! Tapi semakin lama aku semakin penasaran. Apa mungkin ini ulah Ririn,sahabatku?! Ah, pasti dia. Siapa lagi yang tau kalau aku tidak suka kodok.
***

“Hai, Rin! Aku mau ngomong sesuatu sama kamu”. Aku langsung duduk di sebelah sahabatku.
“Mau ngomong apa sih, ? Serius banget…” jawab Ririn. “Aku pengen tanya masalah surat misterius itu. Jangan-jangan, itu ulah kamu ya?!” Aku memandang Ririn serius.
“Huft,, mentang-mentang aku deket sama kamu, masak kamu nuduh aku sih. Penggemar rahasia kali…” Ririn sedikit mengodaku.
Memang sih, aku dan sahabatku sudah berteman lama. Mana mungkin dia melakukan teror semacam ini?! Ah, lalu siapa sih?! Aku bertanya-tanya dalam hati.

Bel panjang menandakan jam sekolah telah berakhir. Hari ini aku tidak ada acara. Paling aku akan menyibukkan diri di rumah. Baru saja aku selesai ganti baju, HP-ku berbunyi. Nomor tak dikenal. Siapa ya?! Pikirku.

“Hai, Putri Kodok! Pasti baru mau istirahat ya… Jangan lupa, besok ada tugas matematika
-Pangeran Kecebong-.”

Aku terkejut. Bagaimana mungkin dia tau nomor HP-ku?! Baru saja ingin ku balas, sudah ada pesan lagi.

“Aku ingin suatu saat kita bisa berteman. Oya, kenapa sih kamu tidak pernah membalas pesanku?”

Benar-benar aneh. Bagaimana aku bisa menjadikannya teman jika aku tak mengenalnya?! Siapa sih dia?! Aku semakin penasaran pada Pangeran Kecebong ini. Pasti dia orang yang dekat denganku. Kalau tidak, mana mungkin dia tau kalau besok ada tugas matematika?! Aku menggaruk-garuk kepala. Tanpa ragu aku langsung membalas pesan itu.
“Bagaimana aku bisa menjadikanmu teman?! Aku saja tidak mengenalmu.” Ku tekan tombol Send.Beberapa menit kemudian, satu SMS masuk . . .
“Mmm. . . Besok kamu datang saja ke taman bunga belakang sekolah… Aku tunggu kamu di sana. Oke! Sekarang cepat tidur! Tidak baik kodok tidur malam-malam.” Ia mengakhiri percakapan ini.
“Huft… Oke! Besok aku akan segera tau siapa sebenarnya si Pangeran Kecebong ini.” Aku segera memejamkan mata.
Tidak sabar ingin melihat si Pangeran Kecebong. Apa benar dia ingin menjadi temanku?! Hahh. . .
***

Keesokan harinya, aku semakin penasaran dengan Pangeran Kecebong. Aku menceritakan SMS yang dikirim Pangeran Kecebong semalam pada Ririn. Bukannya membantuku, eh malah menggodaku.
“Temui saja lah… Daripada penasaran terus…” Ririn mulai memberikan solusi.
“Oke lah… Nanti aku akan menemuinya pulang sekolah.” Aku mengiyakan usulan Ririn. Toh,, setelah aku mengenalnya, siapa tau dia adalah anak yang baik. Kalau dapat banyak teman kan lebih baik, pikirku.

Bel panjang mengakhiri pelajaran hari ini. Jantungku berdegup kencang. Aku semakin berpikir macam-macam. Apa dia orang jahat?! Jangan-jangan dia ingin mencelakaiku?! Ah, tidak!
Dengan langkah pelan, aku memberanikan diri melangkah menuju taman belakang sekolah. Suasananya sepi. Hanya suara daun kering yang terseret angin kesana-kemari. Ada seseorang duduk di sebuah bangku yang ada di taman. Aku melangkah mendekatinya. Sepertinya,, aku pernah melihatnya…
“Hai, apa kamu Pangeran Kecebong?” Aku bertanya dengan gugup. “Eh, hai… kamu sudah datang…” Dia membalikkan wajahnya padaku. Aku terkejut bukan main. Andre?! Apa benar dia?! “Kok bengong sih… Putri Kodok!!” Tanya lelaki itu.
“Eh, maaf. Kamu?! Kamu Pangeran Kecebong itu, kan?!” Aku masih tidak percaya. Parahnya, aku masih asyik dengan tampang polosku yang bikin dia ketawa habis-habisan.
“Iya, Lauraaa. . . Udah dong, jangan pasang tampang polos gitu! Bikin perut sakit aja… Hahaha. . .” Tawanya makin menjadi-jadi.
“Oke, to the point aja. . . Apa maksud kamu kirimin pesan-pesan itu ke aku?!” Aku bertanya dengan ketus abis.
“Maaf deh,,, aku kan udah bilang kalau aku pengen jadi temen kamu.”
“Emang apa alasan kamu pengen jadi temen aku?! Dan kenapa kamu pakai nama Pangeran Kecebong dan manggil aku Putri Kodok…”
Aku memandangnya serius.
“Sebenarnya,, aku udah lama pengen jadi teman kamu. Apa kamu ingat, waktu MOS dulu kamu pernah marah-marah gara-gara kodok yang aku tangkap lepas ke kamu?!” dia tertawa memandangku.
“Jadi, kamu si Andre yang culun itu?! Gila,, sekarang kamu udah beda ya. . .”
“Hehe… Iya dong… Sejak saat itu, aku penasaran sama kamu. Aku pengen kenal sama kamu dan jadi temen kamu. Jadi gimana?!”
“Gimana apanya?!”
“Ya. . . kamu mau gak, jadi temen aku…..”
“Oke… Sekarang kita temen… Friend Forever Pangeran Kecebong…”
aku mengulurkan jari kelingkingku padanya yang langsung disambutnya.
“Makasih Putri Kodok…”
Kami sama-sama tertawa. Kami sekarang resmi berteman. So, sekarang Pangeran Kecebong n Putri Kodok adalah teman… Untuk sekarang dan selamanya…


***
PROFIL PENULIS
Nama : Lorensius Alfian
TTL : 11Agustus 1996
Facebook :
http://www.facebook.com/LorenzoAlfianSyarai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar