follow me

Kamis, 16 Agustus 2012

Cerpen - Pupus


“Pupus”

oleh: Lorensius Alfian

               Hari itu aku keterima di SMA baru,di Kota baru,dan di tempat baru yang antah berantah. Ya, Aku baru pindah ketempat ini,Kalimantan. Jauh dari asalku sebelumnya di Jogja. Aku jadi sabar ingin menginjakan kakiku di kelas yang baru dengan suasana baru.

               Senin,08 Juli 2011,hari pertama aku masuk sebagai siswa berseragam “Putih Abu-Abu”. Aku mengira di kelas yang baru ini aku akan mendapatkan sesuatu yang baru, tapi ternyata sama saja,menurutku lebih enak jadi siswa SMP di Jogja,daripada disini.
Huh,,,
Hari-hariku penuh dengan kata-kata bosan dan bosan. Semua terasa asing. Anak dikelas sibuk dengan teman-teman masing-masing,sedangkan aku.. hanya diam sendiri. Tapi dengan hal tersebut aku jadi terpacu,ya.. aku harus menjadi seseorang yang menyenangkan agar bisa bergaul dengan teman-teman baruku disini. Alhasil aku pun berhasil, aku sekarang sudah punya banyak teman.
Hari berganti hari aku semakin akrab dengn teman-teman semua. Kecuali satu orang cowok namanya Fian. Mungkin di kontakku hanya nama Fian yang tidak tercantum. Memang,Fian cowok yang aneh. Dibilang pindiam,Fian bukan pendiam. Namun aku kesal dengan keanehannya yang begitu cuek. Senangnya menyendiri.
###
“Allah..ulangan sosio bab berapa aja sih,duhh?’’ kataku sambil membolak balik buku.
“oh ya,kok aku gak kepikiran sms si Dony sih” lalu aku mengambil hp ku dan mengetik beberapa kata buat si Dony. Tak lama kemudian ringtone hp ku berbunyi dan tandanya ada sms masuk
tanya Fian aja,dia yang tahu,kan dia yang disuruh nyebarin,ni tak kasih nomernya 087819**** “
Yah terpaksa aku harus tanya dia, hitung-hitung juga buat nyimpen nomer dia dihapeku. Ternyata dia anaknya asyik juga, sampai sampai kita smsan sampe larut. Padahal besok ulangan sosiologi tapi malah smsan gak jelas sama Fian.

               Keesokan harinya,
Waktu ulangan kita berdua saling mencontek. Soalnya kita berdua sama-sama tidak belajar karna smsan sampe larut. Sejak saat itu Fian yang awalnya aku kira cowok aneh sekarang semakin akrab denganku. Dia itu caper banget sama aku seolah-olah ingin mencuri perhatianku. Setiap aku ingin jalan selalu dia menghalangi dengan tingkah-tingkah konyolnya. Gak penting banget pokoknya.
Aku merasa berbada dengan kelakuannya. Kelakuannya itu kadang membuat aku kesal tapi kelakuannya itu juga kadang membuat aku senang. Lama-kelamaan timbul rasa yang berbeda ketika aku menatap matanya. Aku juga merasa berbada ketika dia menatap mataku. Apa mungkin aku menyimpan sasuatu sama dia?
###
“ciye, Caca jadian sama Fian,makan-makannya dimana?” goda Dony kepadaku
“jadian? Ngaco kamu”
“alah Ca, kamu jangan bohong, sekelas juga udah pada dengar gosip tu. Asyik ye tiap hari ketemu terus”
Hah? Gosip? Gawat ternyata kedekatan aku sama Fian muncul gosip seperti itu. Tapi no problem aku malah seneng digosipin pacaran sama Fian tapi kalau Fian, entahlah…
Aku semakin yakin, bahwa rasa ini bukan rasa biasa. Aku selalu menanggap kalau Fian juga suka sama aku. Mungkin benar,bahwa aku benar-benar suka sama si Fian. Fian,Fian dan Fian yang ada di pikiranku.
“Ras,kayaknya Fian suka sama aku” aku curhat pada Aras
“emang kamu yakin,belum tentu lho, dia playboy” jawab Aras
“beneran kok,buktinya dia caper banget sama aku. Eh Ras, jujur aku suka Fian walaupun Fian gak tahu bagaimana perasaanku padanya,tapi aku selalu berpikir kalau aku bisa bersamanya”
“ Wahh,semangat banget kamu Ca,aku dukung kamu”
###
Hampir 1 tahun aku sekelas sama dia, dan sampai sekarang dia tidak tau perasaanku yang sebenarnya ke dia. Sebentar lagi kenaikan kelas,otomatis kita berdua akan pisah kelas. Jadi aku berharap kelakuan Fian yang ngeselin itu gak berubah.
Ternyata benar kita berdua pisah kelas, Dia di 11 IPS2 dan aku di 11IPS3. Tapi taka pa selagi masih berdekatan. Aku bisa modus ngeliat dia setiap saat. Dia sekelas sama Tika, yah kalau boleh tukaran kelas sih, aku mau tukeran sama Tika.
Makin lama kelakuan capernya makin bertambah ke aku. Aku tentunya senang dong. Kita berdua deket banget. Dia sering nyamperin aku ke kelas,ngirim sms ke aku,wall to wall di facebook,mention-mentionan,sampai hal konyol di sekolahan. Pernah saat itu aku di isengin di kelas, dia sengaja mendorongku ke tempat sampah sampai hamper terjatuh, tapi tanganku dipegangin dia. Walaupun rasa ini masih terpendam. Gak masalah deh, walaupun rasa ini masih terpendam dan mungkin dia gak akan pernah tau selamanya, tapi aku masih senang setiap ngeliat dia tersenyum.
###
“Fian diluar gak ya,biasanya dia sama Kevin dan sering diluar,coba ah modus aja”
Ketika aku keluar kelas,ternyata benar dia diluar kelas. Tapi yang aku lihat dia lagi bareng Amel, keliatan akrab banget. Entah kenapa saat itu aku cemburu banget,ketika aku akan menjauhi mereka terdengar suara memanggilku.
“Ca, bentar. Kata Aras kamu suka sama aku. Kata dia kamu sering cerita aku ke dia. Katanya kamu suka sama aku?” pertanyaan yang seolah-olah sangat menusuk di dadaku.
Waktu itu aku tak bisa berkata apa-apa,aku serasa benci dan benci sekali sama Aras. Mengapa dia tega menceritakan semuanya pada Fian. Ku kira dia sahabat,tapi sekarang dia berkhianat. Hah, ingin ku refresh otak ini,dan lupakan semua tentang Fiaaaaann. Tapi sayangnya itu sia-sia.
Sakit,sakit dan sangat sakit,mengapa Fian harus tahu dengan cara seperti ini. Akhirnya aku akan putuskan untuk mencoba melupakan Fian.

“FIAAAN, AKU GAK PERNAH SUKA SAMA KAMU, ARAS BOHONG, AKU GAK PERNAH SUKAA” aku mencoba bilang sama Fian, walaupun sebenarnya kata-kata itu beda jauh sama perasaanku. Aku terpaksa bohong sama dia,dan itu sangat sakit kurasakan.

###
Sejak saat itu aku mencoba melupakan Fian. Aku cuek banget sama dia. Sampai akhirnya Fian punya pacar baru, dan aku mencoba sabar. Mencoba menerima walau hati ini menangis. Mungkin kenangan dulu hanya akan menjadi debu yang terbang ditiup angin. Tapi entah mengapa Aku masih sering memimpikannya.
Aku mencoba tersenyum dihati yang luka ini. Lebih parah lagi, Amel sahabatku sekarang ingin membuat aku cemburu. Setiap aku buka beranda atau timeline, selalu dia dan Fian wall to wall dan saling mention bareng, apalagi mereka berdua seperti pacar yang sedang dimabuk cinta.
Tentunya hal itu membuat aku cemburu. Aku tahu si Amel hanya pura-pura. Belum lagi Amel mengupload fotonya bersama Fian di facebook sebagai foto profilnya,begitupun dengan Fian. Sampai saat ini Fian belum tahu perasaanku,dan mungkin akan tersimpan selamanya. Aku menyesal dulu telah berbohong ke Fian. Sekarang sudah Pupus harapanku. Cintaku kini hanya bertepuk sebelah tangan.

Tian aku sayang kamu, aku kangen kenangan kita dulu”

               Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan merelakannya”.
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar