“Penasehat
Cinta”
Oleh
: Lorensius Alfian
Matahari telah terbenam sejak sejam yang lalu, namun
Vina belum juga beranjak dari tempat tidur untuk mandi. Dia malah asyik bersms-an
dengan Deni, temannya. Deni adalah teman satu kelas Vina yang ternyata tertarik
dengan Vina. Untungnya, Vina juga tertarik dengan Deni yang pandai bermain
gitar dan memiliki senyum manis.
“ehh.. sibuk maen HaPe terus loe. Kapan mau latihan
bandnya???” Tanya Dika teman Deni
“bentar lagi bales sms…” jawab Deni
“Siapa tu??si Vina??”
“Iya..eh menurut loe Vina orangnya gimana??”
“gimana apanya??”
“gue suka sama dia,tapi gue belum berani buat nembak
dia,gimana ni?”
“menurut gue sih loe tembak aja,kalo diterima kan
sukur,kalo ngak yam au gimana lagi?emang nasib loe..”
“sialan loe,kak.. tp Ide loe bagus juga..”
“Ntar kalo udah jadian,boleh donk traktir bakso?”
“sip dah..”
Deni pun mengikuti saran Dika yang merupakan kakak
kelasnya sekaligus sepupunya yang begitu ramah. Dika memang tak sepandai Deni
dalam urusan asmara, namun Dika sangat hebat dalam memberi saran kepada
orang-orang yang lagi dilanda masalah asmara.
Tringg…
“wah..sms si Deni nih..”
Vina langsung membuka sms dari Deni dan segera
membalasnya. Ternyata Deni mengajak Vina ketemua di taman dekat rumah Vina.
“ada apa, Den?”
“Gini,Vin..gue mau ngomong sesuatu..”
“ngomong apa??”
“e.. gue suka sama loe,loe mau gak jadi pacar gue??”
“gimana ya??”
“Gimana apa?? Ngak ya?”
“ntar aja aku jawabnya,sekarang aku lagi binggung..”
“hemm.. oke deh..”
Ternyata Vina belum memberi jawaban kepada Deni
karena masih binggung. Akhirnya Vina pun meminta saran kepada Kak Dika yang
cukup pandai menyelesaikan masalah seperti ini.
“Kak,gimana ya bilang ke Deni kalo aku juga suka
sama dia? tapi kemaren aku ngakk jawab karna aku masih ragu dengan ketulusan
yang Deni omongin..”
“Gini aja,Kakak kan juga temennya si Deni udah
lama,jadi kakak tau sifat Deni. Deni memang baik orangnya,dan kakak rasa juga
dia orangnya perhatian,sekarang terserah hati kamu aja,mau atau ngak?”
“ iya deh, Kak.. makasih yah sarannya..”
Vina pun menjawab apa yang diungkapkan Deni
kepadanya dan mereka pun akhirnya resmi jadian.
Setelah
dua bulan Vina dan Deni pacaran, mereka mengalami masalah yang harus membuat
hubungan mereka berakhir.
“ternyata kamu memang ngak bisa dipercaya..”
“Aku ngak ada apa apa sama si Selin..”
“ngak ada apa-apa?? Tapi koq kamu setiap malam
minggu jalan terus sama dia, padahal kita pacaran, tapi kamu ngak pernah tuh
ngajak aku jalan sekali pun..”
“ohh jadi cuman gara-gara ngak ngajak jalan??”
“Terserah kamu dech..aku capek bertengkar sama
kamu..kamu tuh egois..”
“kamu yang egois..”
Setelah pertengkaran hebat tersebut, Vina langsung
bertemu dengan Kak Dika meminta saran yang terbaik bagi hubungannya dengan
Deni.
“Kak,aku udah ngak tahan lagi dengan sikap si Deni,dia
terus bohong dan bohong..” Vina menceritakan masalahnya dengan Deni kepada Ka
Dika sambil menangis.
“Udah lah.. memang dalam setiap hubungan pasti ada
api-api permasalahan, tinggal kitanya aja yang hadapi, sekarang kakak tanya apa
kamu masih sayang ama si Deni?”
“Aku masih sayang, kak Dia selama ini udah ada dan
membuat aku percaya bahwa dia memang baik, tapi kepercayaan itu ilang, waktu
aku tau dia sering jalan sama si Selin, sekarang yang ada malah rasa marah yang
dalam sama dia..”
“Kalo itu bisa membuat kamu merasa lepas, kamu
lakuin aja, mungkin memang itu akhir hubungan kalian..”
Vina lagi-lagi mengikuti saran Kak Dika untuk
mengikuti kata hatinya yang ingin putus dengan Deni.
“Den,mungkin ini memang keputusan yang sangat berat,
tapi mau apa lagi, mungkin ini memang akhir hubungan kita, aku mau kita udahan
aja..”
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Vina langsung
meninggalkan Deni yang menyadari kesalahannya.
Kini
hari-hari Vina pun terasa sepi tanpa kehadiran Deni yang dulu selalu
menghiburnya. Kini hari-hari Vina terasa berat untuk dilalui, terlebih saat dia
mendengar kabar kalau Deni sudah jadian dengan Selin. Betapa sakit hati Vina
mendengarnya.
Untunglah
ada Kak Dika yang selalu mencoba menghiburnya. Kak Dika tau bahwa Vina sangat
sedih ketika dia mengakhiri hubungannya yang begitu singkat dengan Deni.
“Udahlah.. ngak ada yang gak pernah ngerasain
sakitnya putus cinta, memang awalnya sakit tapi nanti ilang koq, dibawa santai
aja. Jangan pikirin yang lama, dia aja bisa dapat yang baru, kenapa kamu ngak??”
“tapi Kak, berat rasanya buat ngehapus ingatan
tentang dia. Dia selama ini udah baik sama aku..”
“Ya..memang, susah buat ngelupain,tapi kami harus
move on,gak selamanya terpuruk dalam luka yang sama terus..”
Saran Kak Dika membuat Vina kembali semangat. Kini
dia mulai bisa membuka mataya dan mulai Move On. Hari-harinya kini banyak
dihabiskannya dengan teman-temannya dan juga Kak Dika. Namun tanpa disadari,
Vina kini memiliki rasa kepada Kak Dika.
“kenapa bisa kaya gini?? Koq aku jadi suka sama
kebaikan kak Dika?” pikir Vina dalam hati.
“Tapi,apa kak Dika juga suka sama aku?? Kak Dika kan
cukup popular disekolah, banyak Kakak kelas cewek yang lain yang juga suka sama
Kak Dika..” pikiran Vina jadi kacau memikirkan Kak Dika.
Di sekolah setiap jam istirahat, Vina selalu saja
memperhatikan Kak Dika yang ada dikelas ujung. Memang, Kak Dika tidak setampan
Deni sepupunya, namun kak Dika cukup manis bila ia tersenyum. Ntah apa gerangan
yang dipikirkan Vina, dia berani untuk menelpon Kak Dika dan mengajaknya ketemuan
disebuah kafe.
“Kamu ada masalah lagi??” tanya Kak Dika yang sudah
tau kalo Vina menelpon mau ketemuan, pasti ada masalah.
“Nga koq kak.. aku cuman pengen jalan keluar aja
sama Kak Dika..”
“ohh.. gitu.. ya udah,,kita pesen makanan duluya…”
Setelah mereka berdua selesai makan, Vina dengan
berani bertanya ke kak Dika yang barus selesai meminum jus pesanannya.
“Menurut kakak,apa aku ini cantik??”
Kak Dika langsung terkejut mendengar perkataan Vina
tersebut. Ternyata, Kak Dika juga menyimpan rasa terhadap Vina adik kelasnya
itu.
“Iya kamu cantik.. Vin”
“Cantik,,apanya??”
“Ya..kamu cantik hatinya,kalau kamu mau menerima
rasa sayang ku..”
“Apa?? Serius Kak?? Iya aku mau..”
Sambil tertawa mereka berdua berpandangan.
“Makasih kak,selama ini udah ada disampingku saat
aku ada masalah, dan mau mengiburku dan membuatku Move on lagi”
“Itu aku lakuin karna aku ngak mau liat kamu
terus-terusa tersiksa karna perasaan mu ke Deni, sementara dianya udah sama
yang lain, aku gak mau liat wajah mu yang cantik itu ditutupi oleh kesedihan
yang terus-menerus setiap hari”
“hehe.. makasih yah Kak..”
“Cinta
tak harus karna dia itu baik dan tampan, namun karna dia itu peduli terhadap
kita
Bukan
Cinta yang membuat kita ada, tapi karna Kitalah yang harus membuat Cinta itu
tetap ada…”
Lorensius
Alfian