“Pupus”
oleh:
Lorensius Alfian
Hari itu aku keterima di SMA baru,di Kota baru,dan di tempat baru yang antah berantah. Ya, Aku baru pindah ketempat ini,Kalimantan. Jauh dari asalku sebelumnya di Jogja. Aku jadi sabar ingin menginjakan kakiku di kelas yang baru dengan suasana baru.
Senin,08 Juli 2011,hari pertama aku masuk sebagai siswa berseragam “Putih Abu-Abu”. Aku mengira di kelas yang baru ini aku akan mendapatkan sesuatu yang baru, tapi ternyata sama saja,menurutku lebih enak jadi siswa SMP di Jogja,daripada disini.
Huh,,,
Hari-hariku penuh dengan kata-kata bosan dan bosan. Semua
terasa asing. Anak dikelas sibuk dengan teman-teman masing-masing,sedangkan
aku.. hanya diam sendiri. Tapi dengan hal tersebut aku jadi terpacu,ya.. aku harus
menjadi seseorang yang menyenangkan agar bisa bergaul dengan teman-teman baruku
disini. Alhasil aku pun berhasil, aku sekarang sudah punya banyak teman.
Hari berganti hari aku semakin akrab
dengn teman-teman semua. Kecuali satu orang cowok namanya Fian. Mungkin di
kontakku hanya nama Fian yang tidak tercantum. Memang,Fian cowok yang aneh.
Dibilang pindiam,Fian bukan pendiam. Namun aku kesal dengan keanehannya yang
begitu cuek. Senangnya menyendiri.
###
“Allah..ulangan sosio bab berapa aja sih,duhh?’’ kataku sambil membolak balik buku.
“oh ya,kok aku gak kepikiran sms si Dony sih” lalu aku mengambil hp ku dan mengetik beberapa kata buat si
Dony. Tak lama kemudian ringtone hp ku berbunyi dan tandanya ada sms masuk
”tanya
Fian aja,dia yang tahu,kan dia yang disuruh nyebarin,ni tak kasih nomernya
087819**** “
Yah terpaksa aku harus tanya dia,
hitung-hitung juga buat nyimpen nomer dia dihapeku. Ternyata dia anaknya asyik
juga, sampai sampai kita smsan sampe larut. Padahal besok ulangan sosiologi
tapi malah smsan gak jelas sama Fian.
Keesokan harinya,
Keesokan harinya,
Waktu ulangan kita berdua saling
mencontek. Soalnya kita berdua sama-sama tidak belajar karna smsan sampe larut.
Sejak saat itu Fian yang awalnya aku kira cowok aneh sekarang semakin akrab
denganku. Dia itu caper banget sama aku seolah-olah ingin mencuri perhatianku.
Setiap aku ingin jalan selalu dia menghalangi dengan tingkah-tingkah konyolnya.
Gak penting banget pokoknya.
Aku merasa
berbada dengan kelakuannya. Kelakuannya itu kadang membuat aku kesal tapi
kelakuannya itu juga kadang membuat aku senang. Lama-kelamaan timbul rasa yang
berbeda ketika aku menatap matanya. Aku juga merasa berbada ketika dia menatap
mataku. Apa mungkin aku menyimpan sasuatu sama dia?
###
“ciye, Caca jadian sama Fian,makan-makannya
dimana?” goda Dony
kepadaku
“jadian? Ngaco kamu”
“alah Ca, kamu jangan bohong,
sekelas juga udah pada dengar gosip tu. Asyik ye tiap hari ketemu terus”
Hah? Gosip? Gawat ternyata kedekatan
aku sama Fian muncul gosip seperti itu. Tapi no problem aku malah seneng
digosipin pacaran sama Fian tapi kalau Fian, entahlah…
Aku semakin yakin, bahwa rasa ini bukan rasa biasa. Aku
selalu menanggap kalau Fian juga suka sama aku. Mungkin benar,bahwa aku
benar-benar suka sama si Fian. Fian,Fian dan Fian yang ada di pikiranku.
“Ras,kayaknya Fian suka sama aku” aku curhat pada Aras
“emang kamu yakin,belum tentu lho,
dia playboy” jawab
Aras
“beneran kok,buktinya dia caper
banget sama aku. Eh Ras, jujur aku suka Fian walaupun Fian gak tahu bagaimana
perasaanku padanya,tapi aku selalu berpikir kalau aku bisa bersamanya”
“ Wahh,semangat banget kamu Ca,aku
dukung kamu”
###
Hampir 1 tahun aku sekelas sama dia,
dan sampai sekarang dia tidak tau perasaanku yang sebenarnya ke dia. Sebentar
lagi kenaikan kelas,otomatis kita berdua akan pisah kelas. Jadi aku berharap
kelakuan Fian yang ngeselin itu gak berubah.
Ternyata benar kita berdua pisah
kelas, Dia di 11 IPS2 dan aku di 11IPS3. Tapi taka pa selagi masih berdekatan.
Aku bisa modus ngeliat dia setiap saat. Dia sekelas sama Tika, yah kalau boleh
tukaran kelas sih, aku mau tukeran sama Tika.
Makin lama kelakuan capernya makin
bertambah ke aku. Aku tentunya senang dong. Kita berdua deket banget. Dia
sering nyamperin aku ke kelas,ngirim sms ke aku,wall to wall di
facebook,mention-mentionan,sampai hal konyol di sekolahan. Pernah saat itu aku
di isengin di kelas, dia sengaja mendorongku ke tempat sampah sampai hamper
terjatuh, tapi tanganku dipegangin dia. Walaupun rasa ini masih terpendam. Gak
masalah deh, walaupun rasa ini masih terpendam dan mungkin dia gak akan pernah
tau selamanya, tapi aku masih senang setiap ngeliat dia tersenyum.
###
“Fian diluar gak ya,biasanya dia sama Kevin dan sering
diluar,coba ah modus aja”
Ketika aku
keluar kelas,ternyata benar dia diluar kelas. Tapi yang aku lihat dia lagi
bareng Amel, keliatan akrab banget. Entah kenapa saat itu aku cemburu banget,ketika
aku akan menjauhi mereka terdengar suara memanggilku.
“Ca, bentar. Kata Aras kamu suka
sama aku. Kata dia kamu sering cerita aku ke dia. Katanya kamu suka sama aku?” pertanyaan yang seolah-olah sangat menusuk di dadaku.
Waktu itu aku tak bisa berkata
apa-apa,aku serasa benci dan benci sekali sama Aras. Mengapa dia tega
menceritakan semuanya pada Fian. Ku kira dia sahabat,tapi sekarang dia
berkhianat. Hah, ingin ku refresh otak ini,dan lupakan semua tentang Fiaaaaann.
Tapi sayangnya itu sia-sia.
Sakit,sakit dan sangat sakit,mengapa
Fian harus tahu dengan cara seperti ini. Akhirnya aku akan putuskan untuk
mencoba melupakan Fian.
“FIAAAN, AKU GAK PERNAH SUKA SAMA KAMU, ARAS BOHONG, AKU GAK
PERNAH SUKAA” aku mencoba bilang sama Fian, walaupun sebenarnya kata-kata itu
beda jauh sama perasaanku. Aku terpaksa bohong sama dia,dan itu sangat sakit
kurasakan.
###
Sejak saat itu aku mencoba melupakan
Fian. Aku cuek banget sama dia. Sampai akhirnya Fian punya pacar baru, dan aku
mencoba sabar. Mencoba menerima walau hati ini menangis. Mungkin kenangan dulu
hanya akan menjadi debu yang terbang ditiup angin. Tapi entah mengapa Aku masih
sering memimpikannya.
Aku mencoba tersenyum dihati yang
luka ini. Lebih parah lagi, Amel sahabatku sekarang ingin membuat aku cemburu. Setiap
aku buka beranda atau timeline, selalu dia dan Fian wall to wall dan saling
mention bareng, apalagi mereka berdua seperti pacar yang sedang dimabuk cinta.
Tentunya hal itu membuat aku
cemburu. Aku tahu si Amel hanya pura-pura. Belum lagi Amel mengupload fotonya
bersama Fian di facebook sebagai foto profilnya,begitupun dengan Fian. Sampai
saat ini Fian belum tahu perasaanku,dan mungkin akan tersimpan selamanya. Aku
menyesal dulu telah berbohong ke Fian. Sekarang sudah Pupus harapanku. Cintaku kini
hanya bertepuk sebelah tangan.
“Tian
aku sayang kamu, aku kangen kenangan kita dulu”
Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan merelakannya”.
Mungkin benar kata orang “jika mencintai orang lain secara diam-diam, pada akhirnya hanya akan mendoakannya serta akan merelakannya”.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar