follow me

Jumat, 07 September 2012

Cerpen - Hanya 3 Bulan


Hanya 3 Bulan Saja
 oleh: Lorensius Alfian
“Bil, tunggu…!”, langkah Nabila langsung terhenti kala Bagas memanggilnya.
“Ada apa ?”
” Ini, buku latihanmu ketinggalan.”kata Bagas.
“Makasi” jawab Nabila sambil tersenyum
Bagas membalas senyumnya, senyum manis yang memberikan arti bahwa ia adalah sosok anak muda yang ramah dan baik hati.
Ya, dialah Bagas. Siswa SMA Yohanes  yang cukup populer. Ternyata Nabila telah memendam rasa yang cukup lama terhadap Bagas. Nabila dan Bagas memang sudah kenal sejak lama karena dari sekolah dasar sudah sekelas. Awalnya, tak ada kedekatan apapun di antara mereka, hingga suatu hari Bagas mengajak Nabila pulang bersama.
“Mau pulang sama aku nggak ?” Tanya Bagas sambil tersenyum. Senyum yang dapat membuat siapa saja melayang karnanya.
“Bole aja”, tanpa basa basi Nabila langsung mengiyakan ajakan itu. Dari sana, Nabia mulai dekat dengan Bagas. Dan akhirnya, saat itu pun tiba. Bagas meminta Nabila untuk menjadi pacarnya. Tak perlu banyak waktu untuk menjawab semua itu karna memang itulah mimpi Nabila sejak SMP.

Kini, hari-hari Nabila pun sudah ditemani oleh Bagas. Semua terasa sangat menyenangkan. Dan ternyata, itu hanya awalnya saja. Ketika hubungan mereka memasuki usia ke-3 bulan, saat itulah mimpi buruk datang.

“Bil, sini, aku mau ngomong sesuatu.”kata Bagas. Nabila langsung menelan ludah, tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. “Aku mau kita temenan aja.”lanjut Bagas.

Taaarr !!!!
Seakan ada ribuan cambuk yang mengenai hati Nabila. Ia langsung menitikkan air mata, tetapi segera dihapus tanpa sepengetahuan Bagas. Nabila tak ingin lemah di hadapan Bagas. Nabila hanya diam.

“Bil, maafin aku…”
 Nabila langsung berlari sejauh mungkin, tak peduli walau langit sedang menangis seakan tahu apa yang kini tengah dia rasakan. Nabila berlari di tengah derasnya hujan, tak ada tanda-tanda kalau Bagas akan mengejarnya. Biarlah, katanya dalam hati.

Keesokan harinya, tak sengaja Nabila bertemu Bagas di sebuah pusat perbelanjaan. Ia bersama seorang perempuan cantik, berkulit putih, manis, tinggi pula. Ideal sekali untuk ukuran seorang wanita sempurna. Oh Tuhan, ironis. Satu kata yang dapat mewakilkan keadaan Nabila saat ini setelah dia berusaha untuk mempertahankan semuanya. Kini, hancur sudah semuanya karena orang yang ia sayangi.

Nabila ingin menyematkan bintang di dahi Bagas, agar ia tahu betapa besar rasa sayang Nabila padanya. Namun semua itu hanya angan, karna kini Bagas bersama wanita lain yang dan tinggal lah Nabila sendiri dibawah derasnya hujan. Hanya 3 bulan hubungan mereka sudah berakhir, begitu singkat sampai kesan terindah pun belum sempat terucap.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar