follow me

Kamis, 06 September 2012

Cerpen - Meraih Mimpi ("Cewek Super")


Meraih Mimpi (Cewek Super)

oleh: Lorensius Alfian

Dia Eka. Cantik, manis, dan pintar. Andre terkadang merasa minder apabila berada di dekat Eka. Andre bisa dibilang beruntung sekali bisa dekat dan akrab dengan Eka. Meskipun Andre agak telmi tapi Eka tidak pernah bosan untuk memberikan nasehat-nasehat yang membuat Andre semangat dan bangkit kembali. Eka di mata Andre adalah sebagai guru sekaligus cewek ‘super’. Belum ada yang bisa menandingi Eka. Baru kali ini kayaknya Andre bisa menilai sosok cewek yang betul-betul baik dan sempurna. “Kau begitu sempurna di mataku kau begitu indah…..” begitu Andre menyanyikan lagunya Andra and The Backbone setiap Andre menghayalkan sosok Eka di kamarnya. Sampai tidak terasa sudah setahun persahabatan mereka berdua, tanpa disadari ada perubahan dalam diri Andre. Eka bukan saja sebagai teman. Tapi lebih dari itu. Entah darimana awalnya perasaan itu. Atau seringnya kebersamaan dapat menimbulkan cinta?

“Bisa juga begitu Ndre” kata Wily suatu ketika mereka bertemu, ”karena sering bertemu bisa menimbulkan cinta. Tapi apa kamu nggak takut kalau persahabatan kamu rusak gara-gara cinta?” Wily mencoba memberi pandangan.

“Iya juga tapi mau bagaimana lagi Wil? Cinta kan nggak bisa ditahan kapan mau datangnya?”

“Benar, Ndre, kamu tahu nggak? Cinta adalah api yang dingin. Siapa yang mendekatinya tidak akan terbakar tetapi tertangkap”

“Huu, omonganmu seperti profesor. Lagi encer, ya pikiran kamu?.”

“Iya dong, memangnya kamu, Ndre! Tahunya cuma pacaran doang. Nggak tahu makna sebenarnya apa itu cinta ”

“Halah Wil….ini juga kamu lagi kadang-kadang pinternya. Cuma gara-gara tadi makan bakso Malang aja, kan mangkanya pikiran kamu encer?”

“Hahaha….!” Keduanya tertawa bersama melepas kejenuhan.

Hari itu Andre merasa gelisah. Entah kenapa Eka begitu kuat melekat dalam pikirannya. Andre mencoba untuk bersikap biasa seperti hari-hari sebelumnya. Tetap tidak bisa juga. Sampai suatu ketika ada yang tidak beres terjadi pada Eka. Tadi dia menelpon Andre dan cerita panjang lebar tentang perlakuan Tony. Andre panas mendengarnya, Andre cemburu. Berani-beraninya Tony menggoda Eka. Menyakiti Eka. Dalam kamus Andre adalah jangan sampai Eka disakiti oleh siapapun.

“Kamu tenang ya, Ka” bujuk Andre kepada Eka. “Kamu gak usah terlalu sedih begitu. Kan masih ada aku”

“Iya, makasih Ndre” Terdengar isak tangisnya tersendat-sendat dari seberang sana. Andre semakin trenyuh mendengarnya.

Dimatikannya handphone. Dipikirkannya baik-baik cara membalas sakit hati Eka. Hmm….Andre sudah gelap mata. Tangannya mengepal keras. Dan benar keesokan harinya Eka mendengar kabar Tony sudah berada di rumah sakit. Mukanya babak belur, matanya bengkak, hidungnya berdarah dan masih banyak lagi. Tapi mengapa tiba-tiba Eka datang ke rumah Andre malah melabraknya habis-habisan. Eka marah besar kepada Andre.

“Pokoknya aku nggak mau menganggap kamu sahabat aku lagi. Aku nggak mau meliat kamu lagi, Ndre. Kamu jahat!” begitu ancaman Eka sambil meninggalkan Andre.

Andre bingung. Belum sempat Andre bertanya kenapa, Eka sudah pergi meninggalkan Andre. Aduh, ada apa dengan Eka? Kok tiba-tiba marah seperti itu. Tidak biasanya Eka semarah itu. Hancur sudah. Semua kenangan manis waktu bersama Eka musnah. Tidak ada lagi cewek ‘super’ dalam diri Andre. Tidak ada lagi cewek cantik sekaligus guru dalam diri Andre. Sampai-sampai Andre mendengar kabar Eka pacaran dengan Tony.

“Pantas saja Eka marah besar. Rupanya Eka nggak rela kalau Tony aku labrak?” bisik hati Andre.

Bertambah pilu hati Andre. Hilang harapannya untuk mendapatkan Eka. “Kenapa dulu tidak aku ungkapkan saja perasaan cintaku pada Eka?” Sekarang Andre sudah benar-benar merasa kehilangan. pegangan.

Sejak itu Andre menjadi banyak melamun. Apalagi ketika berpapasan dengan Eka di jalan pun Eka cuek saja. Seakan-akan tidak pernah mengenal Andre. Andre cuma bisa menatap Eka dari kejauhan. Tanpa bisa menggandeng lagi tangannya, tanpa bisa lagi bercanda dengan Eka.

Siang itu matahari begitu terik. Biasanya siang hari begini terasa begitu sejuk karena waktu itu berjalan bergandengan tangan bersama Eka. Sambil bercanda bersama sepanjang jalan. Terasa sekali Andre kini sendiri. Entah sampai kapan sendiri itu terus berlanjut.

Tiba-tiba Lamunan Andre buyar ketika di hadapannya telah hadir lima orang anak muda. Wajahnya sangar. Tubuhnya tinggi tegap.

“Heh, kamu Andre, ya?” tanya salah seorang dari mereka. Andre mengangguk. Belum sempat Andre bertanya apalagi berpikir wajahnya sudah dihajar. Bak ! Buk! Brak! Aduh! Auw!. Huh, five in one!. Tidak tanggung-tanggung lima lawan satu. Jelas sekali Andre sekarang yang babak belur. Masuk rumah sakit. Sepi. Sunyi. Dimana-mana serba putih termasuk perban di wajahnya. Kasihan Andre. Kini hanya bisa tergolek lemah tak berdaya. Cuma ada seseorang wanita yang rajin menemani Andre yaitu Ria. Teman sekelas Andre. Setiap waktu Ria yang selalu menemani Andre sambil membawa segala macam makanan dan buah-buahan. Cerita sana-sini untuk menghibur Andre.

Tiba-tiba timbul dalam hati Andre cewek super selain Eka. Betulkah Ria cewek super pengganti Eka? Ria yang selalu menemani Andre di saat Andre menderita, Ria yang selalu bercerita tentang mimpi-mimpi indah, tentang apa itu cinta. Ya, Ria yang telah menemukan Andre dalam keterasingan. Dalam ketakberdayaan. Dalam kesendirian.

“Makasih ya, kamu sudah menyempatkan waktu buat menemaniku” suara Andre lemah. Sambil menahan sakit di bibirnya yang pecah terkena bogem mentah lima pemuda tempo hari.

“Ah, nggak usah sentimentil begitu. Aku ikhlas kok. Bukan saja karena aku sayang kamu, tapi karena aku hanya ingin menjadi orang yang kamu butuhkan di saat apapun” suara Ria serak karena tertahan oleh air mata yang membasahi pipinya.

“Maafkan aku Ria, aku sudah tidak mempedulikan kamu selama ini?” kata Andre sambil menyeka air mata Ria dengan telapak tangannya.

“Tidak apa apa, Ndre. Aku menyadari itu. Kamu tidak mencintaiku”

Mata Andre basah. Dipandanginya Ria. “Dalam bening bola matamu, kau pandang aku, dalam putihnya hati kita, entah aku yang membutuhkanmu atau kamu yang mencintaiku?” hati Andre terus bergumam. Menilai-nilai apakah Ria telah hadir untuk mengusir kesepiannya, untuk mengisi relung hatinya yang paling dalam…?

Beruntung Andre cepat sembuh. Seperti biasa Andre berangkat ke sekolah namun tiba-tiba matanya menangkap dari kejauhan Tony dan komplotannya petentang-petenteng. Semakin angkuh sambil menggandeng Vania. “Cewek mana lagi tuh yang digandeng Tony?” Bisik hati Andre. Pikirannya langsung tertuju kepada Eka. jangan-jangan telah terjadi sesuatu terhadap Eka. Terus berkecamuk. Gelisah. Hingga jam istirahat Andre meminta ijin untuk pulang sekolah lebih cepat. Dan langsung ke rumah Eka.

Sampai disana benar juga telah terjadi sesuatu. Kelihatan Eka habis menangis. Matanya merah, basah oleh air mata.

“Tony sudah mutusin aku, Ndre” suara Eka sambil menangis. Andre sedih mendengarnya. “Aku terlalu bermimpi” kata Eka kembali. “Padahal aku nggak tahu cara-cara meraih mimpi. Dulu aku terlalu menaruh harapan-harapan manis kepada Tony, hingga aku tega melupakan kamu, Ndre. Sekarang aku menanggung akibatnya. Kamu dulu pernah memberikan pelajaran bagaimana caranya meraih mimpi tapi aku yang bodoh tidak mau menuruti kata-kata kamu. Sekarang pasti kamu nggak mau menerima aku lagi. Iya kan, Ndre?”

Andre kebingungan. Baru kali ini Andre melihat Eka menangis. “Ka, aku nggak pernah melihat matamu menangis saat kamu menatap angkuhnya dunia, bibirmu tak pernah berucap sesal saat kamu hadapi berjuta kegetiran. Namun sepenggal cinta telah mampu mengoyakkan indahnya matamu hingga kering airmata, sepenggal cinta telah mampu menggetarkan bibirmu untuk berucap cinta”

Tangan Andre memeluk erat tubuh Eka. Ada rasa rindu bergelayut dalam dadanya. Ada rasa kangen bersemayam dalam hatinya. Pikirannya dipenuhi seribu tanya sejuta bimbang. Tiba-tiba terbayang wajah Ria. Cewek ‘super’ yang selalu menemani Andre saat Andre mengalami kesusahan, yang selalu memberi semangat saat Andre patah semangat. Sekarang Andre dihadapkan kembali pada sosok diri Eka, cewek ‘super’ yang sudah pertama kali sanggup membuat Andre uring-uringan. Apa benar cinta sejati datang pada saat cinta pertama, dan cinta selanjutnya adalah cinta yang dibuat dengan perhitungan? Sekarang Andre dituntut oleh dua kenyataan. Eka dan Ria. Mereka sama-sama cewek ‘super’. Sama-sama memberikan kesan manis. Sekarang Andre yang merasa bodoh. Andre tidak mampu meraih mimpi-mimpi manisnya. Andre tidak punya lagi guru yang super yang bisa mengajarkan bagaimana caranya meraih mimpi, bagaimana caranya meraih harapan-harapan manis. Andre tidak mampu…

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar